Kontroversi game PUBG Mobile, atau PlayerUnknown’s Battlegrounds Mobile, adalah salah satu game battle royale paling populer di dunia. Sejak diluncurkan pada tahun 2018, game ini telah menarik jutaan pemain dari berbagai belahan dunia. Namun, meskipun popularitasnya yang besar, PUBG Mobile tidak lepas dari berbagai kontroversi.
Berikut Kontroversi Yang Menyelimuti Game PUBG Mobile
1. Kecanduan dan Dampak pada Kesehatan Mental
Salah satu kontroversi terbesar yang melibatkan PUBG Mobile adalah dampaknya terhadap kesehatan mental pemain. Banyak laporan yang mengaitkan game ini dengan kecanduan, terutama di kalangan remaja. Beberapa pemain menghabiskan berjam-jam setiap hari untuk bermain, yang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari seperti sekolah, pekerjaan, dan interaksi sosial.
Di beberapa negara, kasus ekstrem seperti kematian akibat terlalu lama bermain game ini telah dilaporkan. Misalnya, di India, beberapa insiden bunuh diri dikaitkan dengan kecanduan PUBG Mobile, yang memicu pemerintah dan otoritas setempat untuk mempertimbangkan larangan terhadap game tersebut.
2. Pembatasan dan Larangan di Berbagai Negara
Beberapa negara telah mengambil langkah untuk membatasi atau melarang PUBG Mobile karena berbagai alasan. India adalah salah satu negara yang paling signifikan dalam hal ini. Pada September 2020, India melarang PUBG Mobile bersama dengan sejumlah aplikasi lainnya yang berasal dari China, dengan alasan keamanan nasional. Larangan ini muncul di tengah ketegangan geopolitik antara India dan China.
Selain India, negara-negara seperti Nepal, Irak, dan Jordania juga telah memberlakukan larangan sementara terhadap PUBG Mobile, dengan alasan kekhawatiran terhadap dampak negatifnya pada anak-anak dan remaja.
3. Konten Kekerasan dan Pengaruh Negatif
PUBG Mobile juga sering dikritik karena konten kekerasannya. Sebagai game battle royale, inti permainan ini adalah bertahan hidup dengan cara mengeliminasi pemain lain. Kekerasan eksplisit dalam game ini telah menjadi perhatian bagi orang tua, pendidik, dan pemerintah. Beberapa ahli psikologi menyatakan bahwa paparan berlebihan terhadap kekerasan dalam video game dapat mempengaruhi perilaku agresif pada pemain muda.
4. Masalah Keamanan Data
Keamanan data juga menjadi sorotan dalam kontroversi PUBG Mobile. Beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa data pribadi pemain dapat disalahgunakan atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Khususnya, dengan versi game yang dikembangkan oleh Tencent, perusahaan teknologi raksasa asal China, ada kekhawatiran bahwa data pemain bisa diakses oleh pemerintah China.
5. Microtransactions dan ‘Pay-to-Win’
Model bisnis PUBG Mobile yang mengandalkan microtransactions juga menuai kritik. Banyak pemain mengeluhkan bahwa game ini semakin mengarah pada model ‘pay-to-win’, di mana pemain yang mengeluarkan uang untuk membeli item dalam game memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan mereka yang tidak mengeluarkan uang. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan komunitas pemain, yang merasa bahwa aspek keterampilan dalam permainan menjadi kurang penting dibandingkan dengan kemampuan finansial.
Kesimpulan
PUBG Mobile, meskipun sangat populer dan menghibur, tidak bisa lepas dari berbagai kontroversi. Dari isu kecanduan, dampak kesehatan mental, larangan di berbagai negara, konten kekerasan, hingga masalah keamanan data dan microtransactions, game ini menghadapi banyak tantangan. Bagi pengembang dan regulator, tantangan terbesar adalah menemukan keseimbangan antara menyediakan hiburan digital yang menarik dan menjaga keselamatan serta kesejahteraan pemain. Bagi para pemain, kesadaran dan pengendalian diri dalam bermain game sangatlah penting untuk menghindari dampak negatif yang mungkin timbul.